Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek: membaca, menulis, mendengarkan, dan mendengarkan. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga melalui penguasaan keempat keterampilan berbahasa tersebut, siswa dapat dikatakan terampil berbahasa. Kemampuan membaca yang dimiliki siswa kelas rendah bukanlah sesuatu yang nyata tetapi masih dalam tahap pembelajaran untuk memperoleh keterampilan membaca.
Kemampuan membaca merupakan landasan untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, siswa harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Membaca merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan secara sadar atau tidak sadar melalui penguraian pesan-pesan yang ada di sekitar kita dalam berbagai bentuk. Kemampuan membaca dilakukan agar siswa tidak hanya mampu membaca saja, tetapi siswa dapat melakukan kegiatan memahami karangan, dan bacaan, menanggapi teks bacaan, berkomunikasi secara lisan dan tulisan, dan sebagainya (Aisyah et al., 2020).
Kemampuan membaca tidak hanya terkait pada satu mata pelajaran saja, akan tetapi ada pada semua mata pelajaran. Sehingga kemampuan membaca perlu terus dilatih. Dalam proses ini, orang tua harus mengetahui sejauhmana kemampuan membaca dari seorang anak. Kegiatan ini dikenal dengan nama asesment. Adapun tujuan assessment adalah untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang kinerja atau kemajuan siswa. Assessment juga berguna sebagai bahan untuk menentukan apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan untuk menemukan letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan dalam belajar. Jadi, tujuan dari assessment dalam membaca adalah agar orang tua mengetahui tingkat kemampuan membaca permulaan anak-nya.
Akan tetapi tidak semua orang tua (bahkan juga guru) mampu dan memiliki instrumen untuk melakukan asesmen tersebut. Di sisi lain, sebagian besar orang tua siswa telah menggunakan smartphone atau ponsel pintar dengan sistem operasi Android. Bahkan, menurut Zaini dan Sunarto, bahwa pengguna Smartphone di Indonesia mencapai 177,9 juta jiwa. Untuk itu, perlu dikembangkan sebuah aplikasi assessmen kemampuan membaca permulaan berbasis Android, sehingga nantinya tersedia suatu aplikasi assesment kemampuan membaca permulaan tingkat sekolah dasar. Dengan adanya asesmen pembelajaran berbasis android dapat memanfaatkan jaringan internet dan juga smartphone atau komputer yang siswa miliki dengan demikian maka assessment pembelajaran akan lebih mudah bagi guru atau pun orang tua.
Adalah Ifat Fatimatul Zahroh, mahasiswa Jurusan PGMI di bawah supervisi Bapak Khaeroni, M.Si dan Ibu Dr. Imas Masto’ah, M.Pd, yang berhasil mengembangkan aplikasi tersebut. Proses pengembangan mengikuti desain penelitian dan pengembangan menurut ADDIE. ADDIE sendiri merupakan salah satu desian penelitian pengembangan yang terdiri atas 5 tahap yaitui Analysis, Design, Development, Implementaton, dan Evaluation. Aplikasi ini diberi nama SEKECA yang merupakan akronim dari Asemen Kemampuan Membaca. Berikut adalah tampilan aplikasi tersebut.






Bagi yang memerlukan aplikasi ini, silakan unduh pada tautan berikut:
https://drive.google.com/file/d/1jOozgAXM1tFanfg-byL-V2ITxYb1iSE-/view?usp=drive_link