Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah: Keterampilan Hidup Era Sosial 5.0

Berita Kemahasiswaan Praktik Baik

Pada masa kini, kehidupan makin kompleks dan kompetisi makin ketat, sehingga para mahasiswa memerlukan berbagai keterampilan. Di antara keterampilan yang perlu dimiliki adalah critical thinking atau berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Akan tetapi, proses belajar mengajar tidak selalu menyediakan pengalaman yang membuat mahasiswa memiliki keterampilan tersebut. Untuk itu, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah berusaha menjembatani proses tersebut melalu seminar bertajuk “Membangun Keterampilan Berpikir Kritis”. Selain menjadi tema besar dalam Road Map Penelitian dan Pengabdian Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, keterampilan berpikir kritis juga memberikan bekalan yang sangat penting dalam kehidupan mahasiswa di masa yang akan datang khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan tantangan pekerjaan era revolusi indostri 4.0. Jadi, kita dapat memandang keterampilan berpikir kritis dari dua sisi: sebagai ilmu dan sebagai keterampilan.

Adalah Dr. Aan Rukmana, M.A, MM Dosen sekaligus Filsuf muda yang menyampaikan kedua sudut pandang tersebut secara apik dan menarik pada seminar yang digelar pada hari Rabu, 25 Oktober 2023. Kegiatan seminar diawali dengan sambutan dan pembukaan yang sampaikan oleh Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Ketua Jurusan PGMI memberikan Sambutan

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan PGMI menyampaikan bahwa berpikir kritis merupakan tema utama yang diusung oleh Jurusan PGMI yang dituangkan dalam visi dan misi jurusan dan tercermin dalam pengemasan mata kuliah, pendekatan perkuliahan, pemilihan tema penelitian tugas akhir, roadmap penelitian dan pengabdian dosen dan mahasiswa. Karena keterampilan ini sangat diperlukan sebagai bekal menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0.

Selanjutnya, kegiatan seminar masuk ke sesi utama yakni pemaparan materi oleh narasumber yang dipandu oleh moderator Bapak Dr. Hanafi, MA dosen Jurusan PGMI. “Thinking is the foundation of everything we do. Every action, every solution, and every decision we make is the result of thinking”, demikian kalimat pembuka dari narasumber.

Narasumber menyampaikan materi dengan sangat menarik

Semua peserta antusias menyimak pemaparan yang terkesan cukup berat karena sangat mendasar, akan tetapi sangat mudah dipahami karena disampaikan dengan cara yang sederhana. Menurut narasumber, pengembangan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan mengikuti suatu framework (kerangka kerja) yang memuat tiga komponen utama, yaitu: CLARITY : Clarity allows us to define what the issue, problem, or goal really is; CONCLUSION: Conclusions are solutions and a list of actions (to-dos) related to the issues; dan DECISIONS : Once you come to a conclusion about what actions to take, you have to actually decide to take the action—and do it.

Clarity atau kejernihan/kejelasan mengenai definisi isue, masalah atau tujuan yang sebenarnya dapat dikembangkan menggunakan sepuluh alat yang digambarkan sebagai berikut.

Diagram Tools of Clarity dalam Berpikir Kritis

Sementara Conclusion atau kumpulan solusi atau serangkaian aksi (yang harus dilakukan) berkaitan dengan issue atau permasalahan yang sudah jelas sebelumnya. Proses penarikan konklusi melibatkan beberapa komponen seperti asumsi, fakta, observasi, pengalaman yang didasari oleh kepercayaan. Proses penarikan konklusi yang baik adalah ketika asumsi ditemukan dengan sebanyak mungkin fakta.

Proses Penarikan Konklusi dalam Berpikir Kritis

Terakhir adalah decision atau keputusan yang diambil yang akan dilakukan, walau terkadang decision tidak selalu dilakukan oleh pribadi yang berpikir. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan keputusan yang diambil yaitu: who, siapa yang akan melakukan; when, kapan itu dilakukan; need, apakah itu perlu dilakukan (bukan ingin dilakukan); criteria, apa kondisi yang diperlukan untuk melakukannya; dan terakhir risk, apa saja resiko yang akan dialami (baik positif maupun negatif). – KH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *