Gaji Guru(?)

Kolom Kajur PGMI

Kalau guru dalam negeri digaji lebih dari 25 juta per bulan, Insya Allah kualitasnya akan sama dengan guru-guru impor itu. Jadi, tidak perlu mengimpor guru. Coba saja guru-guru impor itu digaji sama dengan guru dalam negeri (atau guru honorer) niscaya selama setahun produktivitasnya akan sama saja.

Gaji guru dalam negeri tidak seberapa. Belum ditambah tuntutan administratif ini itu dan bayang-bayang mengembalikan uang negara. Ikuti saja perbincangan di beberapa grup WA. Sesekali ada saja yang menanyakan tentang uang ini itu yang tak kunjung masuk ke rekening. Lalu dengan entengnya pemerintah menghakimi guru dalam negeri dengan sebutan tidak layak dan tidak mampu, lalu potong kompas dengan mengimpor dari luar.

Berapa banyak guru yang diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri? Berapa banyak anggaran untuk peningkatan kualitas dan kinerja guru? Seberapa besar kesenjangan penghasilan yang terjadi antar sesama guru? Ada berapa banyak guru yang mengajar di lokasi terpencil, jauh dari pusat kota, bahkan dengan penghasilan sangat minim?

Kebijakan tentang dunia pendidikan di Indonesia, tidak bisa diambil berdasarkan keinginan sesaat nan singkat. Belum lama ini, muncul ide memasukkan eSport ke dalam kurikulum sekolah. Kemudian disusul dengan ide mengimpor guru. Sementara belum ada kajian komprehensif mengenai hal itu. Misal, penyusunan kurikulum harus melibatkan banyak unsur dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan yang paling penting, tujuan pendidikan nasional.

Khaeroni – Ketua Jurusan PGMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *