Di permainan komunikata kita melihat sebuah fenomena nyata tentang penyampaian berita yang datang ke telinga sampai akhirnya terkoreksi secara signifikan. Orang kedua mungkin masih bisa menyerap informasi cukup baik dari orang pertama. Akan tetapi pemilihan diksi dan kedalaman pemahaman, akan memengaruhi bagaimana informasi yang sama disampaikan ke orang berikutnya dan begitu selanjutnya. Sampai pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh orang terakhir sama sekali berbeda dengan informasi pertama yang disebarkan. Ada reduksi informasi. Ada koreksi esensi yang sangat signifikan.
Ketika saya menyampaikan materi kuliah, sebisa mungkin saya menyampaikan informasi terupdate yang saya punya. Selalu ada revisi, baik dari sisi isi maupun cara penyampaiannya. Kadang, saya lebih suka menyampaikan beberapa good practices yang terjadi baik dilakukan oleh saya atau orang lain. Artinya sebisa mungkin saya mengikuti perkembangan dari materi yang akan saya sampaikan.
Saya juga menyampaikan bahwa materi yang saya sajikan pada mahasiswa saat itu sedianya digunakan oleh mereka saat menyusun skripsi. Bukan hanya materi dari saya, tapi juga dari semua dosen yang mengajar. Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi bekalan good practice bagi mahasiswa dan melaporkannya secara ilmiah melalui skripsi.
Namun nyatanya harapan saya tinggal harapan. Karena ternyata mahasiswa lebih memilih ‘dosa turunan’. Di mana menulis skripsi hanya menjadi ajang mengulangi yang sudah terjadi. Menyalin yang sudah ada. Padahal yang disalinnya pun hasil menyalin salinan yang terlebih dahulu menyalin. Dalam permainan komunikata, entah dia adalah pemain yang ke berapa. Bisa dibayangkan berapa banyak informasi yang terreduksi.
Maka menguji skripsi sama seperti mengingatkan kenangan lama. Tentang sakit hati lantaran usaha keras para dosen memperbaharui materi hanya berakhir dengan dilupakan, diabaikan, dan kalah dengan informasi sisa yang dianggap lebih berharga. Yang kamu lakukan itu jahat.
Dear my lovely students. Itulah mengapa saya tidak pernah menyarankan mahasiswa bimbingan saya untuk membaca skripsi yang sudah lalu, sudah usang, walau itu hasil karya mahasiswa bimbingan saya juga. Kecuali untuk sekadar melihat apa yang sudah dikerjakan, sampai mana. Itu saja. Selainnya, mari kita menata skripsi itu dengan isi yang ditulis penuh kesadaran. Itu saja.